BUMI diibaratkan sebagai pesawat antariksa yang mengarungi jagat raya ini bersama planet lain dalam satu sistem yaitu tata surya. Pesawat ini bukan jenis pesawat yang aman. Pertama, karena pencemaran lingkungan akibat perkembangan budaya manusia. Kedua, ancaman dari antariksa berupa tabrakan komet atau asteroid. Pencemaran lingkungan bisa dirasakan oleh semua orang karena mengalami langsung. Lantas bagaimana dengan ancaman dari antariksa ? Menggambarkannya ternyata sulit. Karena tidak semua orang mengalami langsung. Dan tidak setiap waktu. Kasus tabrakan yang tergolong besar di era modern adalah di Tunguska, Siberia tahun 1908. Itu pun menimpa wilayah yang jauh dari pemukiman. Hingga kini masih menjadi misteri.Jejak komet atau asteroid berupa meteor atau meteorit bisa diamati saat hujan meteor. Namun justru menimbulkan sensasi keindahan.Ada meteorit yang tiba di Bumi, seperti di Indonesia 19 Desember 2004 lalu. Itu pun tidak memunculkan semacam kesadaran bahwa antariksa juga memiliki potensi bahaya.
Kandas jadi astronot Adalah seorang pakar geologi kelahiran 28 April 1928 di Los Angeles, California, AS, yaitu Eugene M. Shoemaker yang memiliki kegundahan atas potensi bencana antariksa itu. Kecintaannya mengamati Bulan dan melihat kenyataan bahwa satelit Bumi itu penuh dengan kawah hasil tabrakan asteroid (juga komet?) memunculkan kesimpulan bahwa Bumi-pun bisa mengalami nasib sama. Sayangnya, pada awal-awal penelitiannya, tidak ada bukti empiris yang meyakinkan ancaman bencana tersebut. Meskipun di Bumi telah ditemukan lebih dari 160 buah kawah hasil tabrakan benda antariksa. Bukti bahwa kawah di Bumi terbentuk akibat tabrakan meteorit adalah terbentuknya coesite yaitu sejenis kaca (silica) yang terbentuk ketika batuan mengalami tekanan yang amat tinggi selama tabrakan.Geolog ini memiliki minat dalam kajian mengenai kawah dan obsesi besar terhadap Bulan. Juga terlibat dalam upaya pemetaan Bulan dan menafsirkan topografi kawah Bulan selama 1948 to 1963. Kajian geologi atas objek di luar Bumi memunculkan disiplin Astrogeologi.Minat terhadap kawah muncul saat Shoemaker muda pekerja di pusat pembuatan bom atom Nevada dan melihat kawah hasil percobaan peledakan bom atom. Projek Apollo yang bertujuan mengirimkan astronot ke Bulan menarik minatnya. Sayangnya, upaya menjadi astronot pertama dalam misi ke Bulan kandas karena faktor kesehatan. Namun, Shoemaker dipercaya oleh NASA untuk melatih para astronot melakukan aktivitas layaknya geolog, seperti memecah batuan dan mengambil tanah Bulan. Penelitian geologi tersebut tidak terlepas dari upaya Shoemaker untuk meyakinkan NASA bahwa memahami geologi Bulan merupakan bagian misi yang tidak bisa diabaikan. Padahal awal misi Apollo diluncurkan, projek raksasa itu didominasi oleh ambisi perlombaan antariksa (space race) dengan Uni Sovyet (kala itu) dibandingkan keinginan mengeksplorasi Bulan dalam kerangka ilmiah.
Bukti itu hadir selepas misi Apollo, penelitian Shoemaker dialihkan kepada angota tata surya yang selama ini diabaikan, yaitu asteroid di Observatorium Palomar dalam progam Palomar Planet-crossing Asteroid Survey tahun 1973 dan diteruskan dengan pemetaan komet sepuluh tahun kemudian melalui Palomar Asteroid and Comet Survey. Ia menemukan banyak sekali asteroid. Pemetaan komet dan terutama asteroid mampu mengubah pandangan ilmuwan mengenai kestabilan orbit planet di tata surya. Bila semula seluruh planet mengorbit pada posisinya dalam konfigurasi orbit elips yang teratur dan aman, karena tidak mungkin ada tabrakan antarplanet, maka dengan memasukkan asteroid dan komet, pola “keamaan” itu berubah.Tata surya menjadi hiruk pikuk dengan kehadiran ratusan ribu asteroid dan komet dengan orbit yang memotong orbit planet lain, terutama kelompok planet dalam (dari Merkurius hingga Mars). Yang menyentakkan adalah kemungkinan orbit tersebut menabrak planet !. Sayangnya hal ini perlu dibuktikan.Bukti itu hadir di suatu malam yang tidak cerah (kadang berawan) tanggal 23 Maret 1993 saat sebuah komet pecah dalam 21 bagian teramati. Yang menghebohkan ternyata komet itu akan menabrak Yupiter setahun kemudian, tepatnya paruh akhir Juli 1994. Komet hasil pengamatan yang dilakukan bersama istrinya Carolyn Shoemaker dan astronom David Levy diberi nama Shoemaker Levy-9 (SL-9). Penemuan ini menyebar luas. Segera seluruh teleskop di Bumi mengamati peristiwa dramatis. Dalam sejarah manusia modern, baru sekarang inilah bisa diamati. Saat SL-9 menabrak Yupiter bagian selatan terlihat ledakan dahsyat dan lingkaran hitam, lebih besar dari Bumi. Drama tersebut menjadi tontonan yang spektakular. Sekaligus memunculkan kekhawatiran. Bagaimana seandainya terjadi pada Bumi? Maka bencana global, lebih dahsyat dari seluruh bom nuklir yang diledakkan bersamaan, akan memusnahkan kehidupan di Bumi.
Projek internasional SL-9 menjadi bukti kebenaran pemikiran Shoemaker bahwa kejadian tabrakan oleh komet dan asteroid sangat dimungkinkan. Lantas bagaimana cara menanggulanginya ? Setelah itu dilakukan kerja sama berbagai negara, terutama Amerika Serikat dan Rusia untuk menanggulangi bencana dari antariksa. Banyak ide bermunculan, seperti melontarkan roket dengan hulu ledak nuklir guna menghancurkan asteroid atau komet sebelum tiba di Bumi atau mengubah arah orbitnya. Namun, kapan kedua benda tersebut akan hadir? Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan ini. Maka dibuatlah projek internasional untuk mengamati dan menemukan asteroid dan komet serta memetakan bentuk orbitnya seperti Near Earth Asteroid Tracking (NEAT), Lincoln Laboratory Near Earth Asteroid Research (LINEAR) dan Near Earth Asteroid Rendezvous (NEAR).
Ke Bulan Tepat 3 tahun setelah tabrakan SL-9, dan ketika kehadiran komet Hale-Bopp, terjadi kecelakan mobil yang merenggut legenda dalam studi keplanetan tersebut. Kecelakan itu terjadi pada 18 Juli 1997 di Alice Springs, Australia. Shoemaker meninggal, sedangkan istrinya luka-luka. Mereka berdua sedang dalam projek penelitian mengenai kawah hasil tabrakan (impact crater). Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, komunitas astronomi mengabadikan dengan menerbangkan abu Shoemaker ke tempat yang menjadi impiannya yaitu Bulan. Abu tersebut disimpan dalam kapsul polikarbonat yang disertakan dalam peluncuran Lunar Prospector ke Bulan pada 6 Januari 1998. Satu setengah tahun kemudian, tanggal 31 Juli 1999, wahana ini menabrak Bulan, sesuai dengan misinya. Bersemayam dengan tenang Shoemaker di tempat impiannya, setelah melalui tabrakan !
Taufiq
Klub Astronomi Bondowoso.
0 komentar:
Posting Komentar